Minggu, 28 Desember 2014

FW: (e-SH) 29 Desember -- Lukas 2:21-24 - Jadi keluarga yang taat

----Forwarded message----
From: sh@sabda.org
To: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Sent: Sun, Dec 28, 2014 8:10 AM PST
Subject: (e-SH) 29 Desember -- Lukas 2:21-24 - Jadi keluarga yang taat

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 29 Desember 2014
Ayat SH: Lukas 2:21-24

Judul: Jadi keluarga yang taat

Iman sejati terlihat di dalam ketaatan. Sulit dipercaya bila orang
menyebut dirinya beriman kepada Tuhan, tetapi tidak menunjukkan
ketaatan kepada Tuhan yang dia imani.

Yusuf dan Maria adalah pasangan suami istri yang saleh. Dengan
kesalehan sebagai orang tua Yahudi, mereka melaksanakan aturan
keagamaan yang berkaitan dengan kelahiran seorang anak laki-laki.
Aturan pertama adalah menyunatkan anak pada hari ke-8 (21, bdk.
Im. 12:3). Bersamaan dengan itu adalah pemberian nama bagi si
anak. Dalam hal ini, Yusuf dan Maria mematuhi perkataan malaikat
dengan memberi nama Yesus kepada sang bayi yang baru lahir itu
(lihat Luk. 1:31).

Aturan kedua yang ditaati adalah penyerahan anak laki-laki pertama
kepada Tuhan (23, bdk. Kel. 13:2 dan Bil. 18:15-17). Aturan ini
berkaitan dengan peristiwa keluarnya bangsa Israel dari Mesir.
Aturan kedua ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan aturan yang
ketiga, yaitu pentahiran ibu sehabis melahirkan. Di Imamat 12,
dikatakan bahwa seorang perempuan dianggap tidak tahir selama 7
hari setelah ia melahirkan dan tidak boleh memasuki bait suci
selama 33 hari. Ketaatan Yusuf dan Maria tampak saat mereka pergi
ke bait suci pada hari ke-40 untuk memberikan persembahan
berkaitan dengan pentahiran Maria seusai ia melahirkan (22, bdk.
Im. 12:2-4, 6-7). Biasanya, persembahan itu berupa seekor domba,
tetapi jika miskin maka ia boleh membawa sepasang burung tekukur
atau dua ekor anak burung merpati (24, bdk. Im. 12:8). Kita tidak
tahu persis status ekonomi orang tua Yesus sehingga memberikan
persembahan berupa burung, tetapi kita lihat bahwa mereka taat
pada hukum Tuhan. Mereka adalah orang tua yang dapat dijadikan
sebagai teladan dalam hal iman dan ketaatan.

Keluarga kita seharusnya menjadi keluarga yang taat dan rumah kita
seharusnya disebut sebagai rumah kesalehan. Setiap kisah yang
terdapat di dalam keluarga kita hendaknya kisah-kisah ketaatan
setiap anggota keluarga pada firman Tuhan. Karena setiap rumah
tangga Kristen seharusnya menjadi teladan dan terang bagi dunia
yang terhilang ini.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2014/12/29/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+2:21-24
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+2:21-24

Lukas 2:21-24

21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi
nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia
dikandung ibu-Nya.
22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa,
mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada
Tuhan,
23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki
sulung harus dikuduskan bagi Allah",
24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan
dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor
anak burung merpati.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---
Anda terdaftar dalam i-kan-akar-santapan-harian sebaga] Untuk berhenti, silakan forward pesan ini ke leave-5001665-3614064.d072cab08d52f96c55247b7c5faa0610@hub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar