Selasa, 03 Februari 2015

TRS: (e-SH) 04 Februari -- Lukas 9:46-56 - Bahaya egosentrisme

----Pesan yang diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sel, 3 Feb 2015 08:10 Waktu Baku Pasifik
Judul: (e-SH) 04 Februari -- Lukas 9:46-56 - Bahaya egosentrisme

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 4 Februari 2015
Ayat SH: Lukas 9:46-56

Judul: Bahaya egosentrisme

Perikop kita hari ini merupakan catatan terakhir pelayanan Tuhan Yesus
di Galilea. Sadar waktu-Nya tidak lama lagi untuk mempersiapkan
para murid-Nya, Yesus mulai menujukan arah perjalanan-Nya ke
Yerusalem (51). Para murid sudah dipersiapkan untuk itu (22-27,
44-45). Sayangnya mereka belum sepenuhnya mengerti, apalagi
memberi dukungan moral kepada Guru mereka! Mereka memiliki
motivasi yang salah dalam mengikut Dia. Motivasi mereka bersifat
egosentris.

Buktinya ialah mereka saling memperebutkan kedudukan untuk mendampingi
Yesus. Yesus membandingkan mereka dengan seorang anak kecil, untuk
menunjukkan bahwa orientasi yang egosentris tidak akan
menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, menyambut seorang anak kecil,
berarti mengarahkan perhatian keluar dari diri sendiri. Sikap
seperti inilah yang harus dibangunkan dalam diri seorang murid
Tuhan.

Sikap eksklusif mereka dengan menolak orang lain yang mengusir roh
jahat dalam nama Yesus merupakan contoh egosentrisme. Artinya,
Yesus hanya untuk mereka, merekalah yang berhak mengatasnamakan
diri-Nya untuk melakukan pelayanan. Pelayanan bukan demi Dia dan
demi orang yang membutuhkannya, melainkan demi kemuliaan diri
sendiri.

Sikap keras yang ditunjukkan Yohanes dan Yakobus terhadap penduduk
satu kota di Samaria yang menolak menerima Yesus semakin
memperjelas eksklusivisme para murid. Memang Yesus sendiri
memberikan petunjuk kelak bagaimana bersikap ketika ada kota atau
masyarakat yang menolak pemberitaan mereka (10:10-12), akan tetapi
tidak dalam bentuk penghukuman langsung melainkan peringatan
keras.

Seperti para murid perlu belajar merendahkan diri dengan berfokus pada
Kristus, belajar memurnikan motivasi mereka, demikian juga kita.
Dunia selalu menggoda kita untuk fokus kepada diri sendiri, tetapi
ingat kita sudah ditebus dari perbudakan dosa dan daya tarik
dunia untuk mengabdikan diri pada Kristus. Dan demi Kristus,
kepada sesama.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/02/04/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+9:46-56
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+9:46-56

Lukas 9:46-56

46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang
siapakah yang terbesar di antara mereka.
47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil
seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya,
48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam
nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia
menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara
kamu sekalian, dialah yang terbesar."
49 Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi
nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut
kita."
50 Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa
tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."
51 Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia
mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem,
52 dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi,
lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala
sesuatu bagi-Nya.
53 Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena
perjalanan-Nya menuju Yerusalem.
54 Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu,
mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh
api turun dari langit untuk membinasakan mereka?"
55 Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.
56 Lalu mereka pergi ke desa yang lain.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

TRS: (e-SH) 03 Februari -- Lukas 9:37-45 - Percaya Yesus, berarti siap pikul salib

----Pesan yang diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sen, 2 Feb 2015 08:10 Waktu Baku Pasifik
Judul: (e-SH) 03 Februari -- Lukas 9:37-45 - Percaya Yesus, berarti siap pikul salib

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Selasa, 3 Februari 2015
Ayat SH: Lukas 9:37-45

Judul: Percaya Yesus, berarti siap pikul salib

Semua orang mendambakan pengalaman sensasi surgawi seperti yang
dialami ketiga murid terdekat Yesus. Pengalaman itu paling sedikit
membuat percaya diri naik, bahwa Tuhan mereka ialah Mesias sejati.
Semangat dan ketekunan pelayanan seharusnya meningkat oleh karena
momen sesaat seperti itu.

Pengalaman sensasi surgawi itu tidak dialami oleh para murid lainnya.
Mereka justru menghadapi kenyataan pahit kegagalan menjadi berkat
buat orang-orang yang sudah menaruh percaya kepada Yesus. Mengapa
para murid gagal, padahal pasti sudah berupaya menirukan apa yang
Guru mereka telah ajarkan dan teladankan? Teguran Yesus jelas
ditujukan kepada mereka yang kurang sungguh-sungguh percaya dan
bersandar pada kuasa-Nya (41). Orang tua ini justru beriman kepada
Yesus, dan Yesus bertindak seturut iman mereka dengan menyembuhkan
anak itu.

Yang menarik dari kisah ini ialah, saat orang banyak merasa takjub
akan kebesaran Allah yang didemonstrasikan Yesus, Yesus sekali
lagi memberitahu para murid-Nya akan penolakan dan penderitaan
yang akan Ia alami di depan (44). Demonstrasi kuasa Ilahi yang
Yesus perbuat tidak serta membuat orang yang menyaksikannya
percaya. Kelak, orang-orang seperti itulah yang akan menyerahkan
Dia untuk disalib. Yesus mengingatkan para murid agar jangan
terjebak dengan demonstrasi kuasa iman yang pasti mereka bisa
alami kalau mereka sungguh-sungguh percaya kepada-Nya. Tugas
mereka jauh lebih besar daripada menyatakan kuasa kesembuhan
ilahi. Tugas mereka ialah mewartakan karya keselamatan yang
dilakukan Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya (bdk. 1Kor.
15:1-4).

Sebagai murid, kita juga harus menyadari bahwa taat dan percaya kepada
Yesus bukan hanya berarti akan mengalami kuasa-Nya yang sanggup
membuat mukjizat yang memberkati sesama. Akan tetapi juga berarti
sedia taat kepada Tuhan yang sudah menderita di salib, dan siap
pula untuk ikut menderita bersama dan demi Dia. Siapkah Anda?

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/02/03/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+9:37-45
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+9:37-45

Lukas 9:37-45

37 Pada keesokan harinya ketika mereka turun dari gunung itu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong menemui Yesus.
38 Seorang dari orang banyak itu berseru, katanya: "Guru, aku memohon
supaya Engkau menengok anakku, sebab ia adalah satu-satunya
anakku.
39 Sewaktu-waktu ia diserang roh, lalu mendadak ia berteriak dan roh
itu menggoncang-goncangkannya sehingga mulutnya berbusa. Roh itu
terus saja menyiksa dia dan hampir-hampir tidak mau
meninggalkannya.
40 Dan aku telah meminta kepada murid-murid-Mu supaya mereka mengusir
roh itu, tetapi mereka tidak dapat."
41 Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang
sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu dan sabar
terhadap kamu? Bawa anakmu itu kemari!"
42 Dan ketika anak itu mendekati Yesus, setan itu membantingkannya ke
tanah dan menggoncang-goncangnya. Tetapi Yesus menegor roh jahat
itu dengan keras dan menyembuhkan anak itu, lalu mengembalikannya
kepada ayahnya.
43 Maka takjublah semua orang itu karena kebesaran Allah. (9-43b)
Ketika semua orang itu masih heran karena segala yang
diperbuat-Nya itu, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
44 "Dengarlah dan camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia."
45 Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi
bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka
tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

TRS: [i-kan-humor] [e-Humor] JANGAN KALAH SOMBONG -- 2412 Februari/2015

e-Humor
2412, Februari 2015

Shalom,

Cerita kali ini mengingatkan kita tentang betapa buruknya sifat sombong itu. Kalau tidak hati-hati, bisa-bisa kita juga terpancing sombong deh kayak tokoh humor kita kali ini. Selamat membaca. ^^

Pemimpin Redaksi e-Humor,
Tika
< rostika(at)in-christ.net >
< http://humor.sabda.org/ >


2412. JANGAN KALAH SOMBONG

Miss Reflek Van der Gebyaren adalah seorang janda kaya yang suka pamer. Suatu sore ia akan membeli sate ayam di tempat Cak Kabul Sukarasa. Tetapi, ketika diingatnya bahwa Cak Kabul itu selalu laris manis tanjung kimpul sampai makmur dan bergigi emas, ia menjadi khawatir dan takut kalah gengsi. Maka, dipakainyalah cincin gede-gede di semua jari tangannya.

Sesampainya di tempat Cak Kabul berjualan sate, ia tidak segera memesan. Ia merapikan jurai-jurai rambut di pelipisnya dan tak lupa menggosok kesepuluh cincin bermata berlian itu agar tampak berkilauan. Memang itulah yang diinginkan Miss Gebyaren.

"Cak Kabul, Cak Kabul, tolong deh bakarkan sate sepuluh saja," seru Miss Gebyaren dengan tingkahnya yang genit. Ia mengisyaratkan 10 dengan telapak tangan menghadap ke dirinya sendiri. Maksudnya supaya kesepuluh cincin super mahalnya itu terlihat oleh Cak Kabul.

"Kok bengong sih, Cak. Sepuluh, Cak. Lima jari kanan, trus ditambah lima jari kiri. Iya 'kan!" lanjut Miss Gebyaren yang terus memamerkan cincinnya.

Kebengongan Cak Kabul rupanya disebabkan oleh tingkah pamer Miss Gebyaren. Ia berpikir, bagaimana cara membalasnya supaya knock-out. Dan, akhirnya, Cak Kabul mulai meringis dan mengipas ke arah mulutnya.

"Lho, ngapain Cak?" tanya Miss Gebyaren.

"Eh, maaf Miss Gebyaren. Saya ini baru coffe-break sebentar. Dari tadi bakar sate terus sampai gigi saya keringatan. Saya ngipasin gigi emas saya yang gede-gede ini dulu ya. Heee ...."

[Sumber disunting dari: Buku "Senyum Sana Sini"; Halaman 95-97]


"Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa." Amsal 21:4 < http://alkitab.sabda.org/?Amsal+21:4 >


Anda suka tebak-tebakan? Selain menyajikan humor-humor segar, e-Humor juga mengadakan kuis seputar Alkitab. Pertanyaan kuis ada dalam e-Humor edisi 2411: Kayu apakah yang digunakan untuk membuat meja roti sajian di Kemah Suci?

Mari, kirimkan jawaban Anda untuk kuis e-Humor ini, maksimal 2 hari setelah edisi ini diterbitkan. Bagi Anda yang memiliki tebak-tebakan untuk ditampilkan dalam kuis e-Humor, silakan kirimkan pertanyaan dan jawabannya ke: < humor(at)sabda.org >. Kami tunggu, ya.


Kontak: humor(at)sabda.org
Redaksi: Tika, Yans, dan Lusia

Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-humor/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

TRS: [e-BinaSiswa] Pertumbuhan Iman Remaja (2) -- Edisi 44/Februari 2015

e-BinaSiswa -- Pertumbuhan Iman Remaja (2)
Edisi 44/Februari 2015

DAFTAR ISI:
KIAT PEMBINA: METODE BARU PEMURIDAN PELAYANAN REMAJA
BAHAN MENGAJAR: MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN


Shalom,

Pemuridan adalah proses untuk terus bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus. Kita adalah murid-murid Kristus, tetapi sudahkah karakter Kristus ada dalam hidup kita? Kini, ada banyak metode yang dapat digunakan untuk memuridkan remaja. Metode-metode tersebut akan membantu setiap pembina untuk membuat kelas pemuridan menjadi lebih bervariasi, tetapi tetap dengan tujuan menolong remaja mengalami pertumbuhan iman secara mandiri. Publikasi e-BinaSiswa edisi ini menyajikan kiat bagi pembina dalam membina pemuridan remaja dan menyediakan bahan ajar yang akan menolong adik-adik remaja kita menerapkan disiplin rohani dalam kehidupan sehari-hari. Mari bersama-sama berjalan dalam mencapai pertumbuhan iman bersama adik-adik rohani! Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi e-BinaSiswa,
Amidya
< http://remaja.sabda.org >


KIAT PEMBINA: METODE BARU PEMURIDAN PELAYANAN REMAJA

Saya agak curiga setiap kali membaca kata "baru" yang dikaitkan dengan pelayanan. Saya yakin ada pelayanan pemuda yang sedang melakukan apa yang akan saya jelaskan dengan langkah-langkah berikut. Akan tetapi, saya tahu tidak ada sumber tertulis lainnya yang mencerminkan jenis strategi pemuridan.

Letakkan Antusiasme Anda di Belakang Kebiasaan, Bukannya di Belakang Program

Jika siswa ingin mempertahankan iman mereka dalam jangka panjang, mereka harus mengembangkan kebiasaan pertumbuhan rohani secara konsisten, selain menghadiri program kelompok kecil tempat mereka belajar untuk mempelajari, berdiskusi, dan menerapkan firman Tuhan. Dorongan untuk membentuk kebiasaan dapat menjadi hadiah terbesar yang dapat kita berikan kepada siswa saat mereka menghadapi tantangan, pilihan, dan krisis kehidupan. Pertanyaannya sederhana: "Jauh setelah zaman program dan keteladanan dari pelayanan pemuda hilang dari pemikiran seorang lulusan senior, apa yang akan mempertahankan iman orang muda tersebut di bawah pencobaan?" Jawabannya: kasih karunia Allah dan kebiasaan belajar.

Itulah sebabnya, pelayanan pemuda kami secara antusias dan konsisten berfokus pada pengembangan disiplin rohani sebagai bagian penting dari waktu pendidikan dan relasi kami. Dengan menggunakan model percobaan dari kelompok kecil siswa, para pemimpin mampu untuk memberi semangat dan sumber daya dibanding mengharapkan siswa untuk menghadiri program pemuridan tambahan malam berikutnya dalam minggu itu.

Definisikan Kebiasaan-Kebiasaan Seorang Kristen yang Berkomitmen

Sebelum Anda dapat menemukan sumber daya yang tepat untuk membantu siswa Anda mengembangkan kebiasaan rohani, Anda harus terlebih dahulu mengidentifikasi kebiasaan yang Anda inginkan untuk selalu dilakukan oleh lulusan Anda. Sementara ada beberapa kebenaran yang kita inginkan agar dipahami oleh para siswa tentang kekristenan (pendidikan), hanya ada sedikit kebiasaan rohani yang kita inginkan untuk mereka kembangkan saat mereka berada dalam pelayanan pemuda kita. Di gereja Saddleback, kami telah mendefinisikan enam kebiasaan yang kami harap dilakukan oleh para siswa yang berkomitmen. Enam kebiasaan tersebut mungkin berbeda dari kebiasaan-kebiasaan yang akan Anda pilih, tetapi jangan mengabaikan ide ini (hasil akhir) hanya karena daftar kita (sarana) mungkin berbeda. Prinsip menolong siswa mengembangkan kebiasaan dapat ditransfer ke pelayanan pemuda Anda, terlepas dari hal-hal yang Anda tetapkan.

Kami mendefinisikan enam kebiasaan kami dengan bertanya, "Kebiasaan apa yang penting untuk pertumbuhan rohani yang mandiri seumur hidup?" Cara lain untuk melihat hal itu adalah, "Kebiasaan apa yang Anda andalkan untuk mempertahankan hubungan yang benar dengan Yesus Kristus?" Yang kami daftarkan adalah hal-hal yang telah saya kembangkan dan andalkan sejak saya memulai peziarahan rohani sebagai seorang remaja. Kami ingin siswa kami berkomitmen untuk:

• memiliki waktu yang konsisten bersama Tuhan melalui doa dan pembacaan Alkitab;
• memiliki hubungan yang bertanggung jawab dengan orang Kristen yang lain;
• berkomitmen pada tubuh Kristus dan tubuh gereja kami (bukan hanya pelayanan kaum muda);
• memahami dan berpartisipasi dalam persembahan/persepuluhan;
• menghafal Kitab Suci;
• mempelajari Alkitab sendiri (di luar saat teduh).

Karena kami berfokus pada kata "kebiasaan", kami telah membuat daftar kami menjadi akronim dengan menggunakan kata "HABIT" (kebiasaan). Sedikit memaksa, tetapi tetap membantu untuk menghafal.

Hang (waktu bersama dengan Tuhan).
Accountability (tanggung jawab dengan orang percaya lainnya).
Bible (menghafal Alkitab).
Involvement (keterlibatan dengan anggota jemaat).
Tithing (komitmen perpuluhan).
Study (belajar firman Tuhan).

Ingat, ini hanyalah kebiasaan yang kami inginkan untuk dikembangkan oleh siswa. Daftar ini tidak mencakup semua informasi yang kami inginkan untuk mereka ketahui sebelum mereka lulus dari pelayanan pemuda kami. Kami mencoba untuk memenuhi elemen pendidikan pemuridan melalui berbagai waktu mengajar kami selama pelayanan akhir pekan, kelompok-kelompok kecil untuk belajar Alkitab, dan program pemuridan sekunder yang ditujukan bagi siswa yang berkomitmen. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Judul asli buku: Purpose Driven Youth Ministry
Judul bab: Mempersiapkan Siswa yang berkomitmen - Memenuhi Tujuan Allah Pemuridan
Judul asli artikel: A New Method of Youth Ministry Discipleship
Penulis: Doug Fields
Penerbit: OMF Sastra Inc, Michigan 1999
Halaman: 159 -- 160


BAHAN MENGAJAR: MEMBANGUN DISIPLIN ROHANI
Ditulis oleh: Adiana

A. TUJUAN

Mendorong dan melatih remaja untuk melakukan disiplin rohani demi pertumbuhan iman mereka.

B. ILUSTRASI

Ada sebuah kisah tentang seorang atlet lari wanita pertama yang berhasil meraih tiga medali emas dalam Olimpiade Roma tahun 1960. Ia adalah Wilma Rudolph. Padahal, ketika kecil, ia terserang penyakit polio yang menyebabkannya lumpuh selama bertahun-tahun. Namun, pada usia sekitar 11 tahun, ia mulai bisa berjalan dan bercita-cita menjadi seorang pelari. Awalnya, orang-orang di lingkungannya tidak percaya. Namun, ibunya terus mendukung cita-cita Wilma. Setelah itu, Wilma terus berlatih dan berlatih, selama bertahun-tahun dengan disiplin. Sampai akhirnya, ia berhasil mewujudkan impiannya menjadi wanita pertama yang merebut tiga medali emas di cabang lari tersebut. Wilma Rudolf membutuhkan banyak tantangan, latihan, dan disiplin tinggi untuk menjadi juara, bukan dengan cara yang instan, tetapi dengan disiplin yang tinggi tanpa mengenal lelah.

C. REFLEKSI

Sebagai seorang remaja Kristen, sudahkah kamu membangun kedisiplinan untuk membangun hubungan yang dekat dengan Allah? Berapa kali kamu berpuasa dalam satu minggu? Bagaimana dengan perpuluhanmu? Saat teduhmu? Persekutuan? Ayat hafalan? Banyak di antara kita mungkin masih memiliki kehidupan rohani yang biasa-biasa saja. Itulah sebabnya, kehidupan kita menjadi tidak ada bedanya dengan remaja-remaja lain yang tidak mengenal Kristus.

Faktanya adalah Allah memanggil setiap anak-Nya untuk membangun hubungan yang intim dengan-Nya. Bagaimana cara kita membangun persekutuan yang intim dengan Allah? Jika kita ingin meninggalkan kehidupan rohani kita yang biasa-biasa saja, kini saatnya kita melatih diri untuk bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan. Sama seperti seorang atlet yang harus rajin berlatih demi meraih kemenangan, begitu juga kita harus terus melatih rohani kita melalui disiplin-disiplin rohani sehingga kita dapat memelihara iman kita dan meraih mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan-Nya kepada kita (2 Timotius 4:7-8).

Disiplin bukanlah hukuman, tetapi wujud kedewasaan seseorang untuk menghargai waktu yang dimilikinya demi mencapai sebuah hasil yang optimal. Oleh karena itu, menjaga agar disiplin rohani kita tidak menjadi sekadar rutinitas merupakan hal yang sangat penting. Jika kita sudah terjebak ke dalam rutinitas, kita tidak akan mengalami pertumbuhan iman yang sesungguhnya. Berikut adalah disiplin-disiplin rohani yang dapat kita terapkan, yang akan menumbuhkan iman kita:

a. Disiplin Doa
Berkomunikasi dengan Allah (termasuk berdoa puasa) secara teratur.
- 1 Tesalonika 17 _____________________________________.
- Matius 24:42 ________________________________________.
- Yeremia 33:3 ________________________________________.

b. Disiplin Membaca Firman Tuhan
Membaca, menggali, dan menghafal firman Tuhan secara teratur.
- Mazmur 1:1-3 ________________________________________.
- Roma 15:4 ___________________________________________.

c. Disiplin Persekutuan
Membangun persekutuan dengan saudara seiman secara teratur.
- Kisah para Rasul 2:42-45 ______________________________.
- Ibrani 10:25 __________________________________________.

d. Disiplin Melayani
Terlibat dalam pelayanan tubuh Kristus secara teratur.
- Roma 14:8 ___________________________________________.

D. DISKUSI
1. Menurut kamu, mengapa disiplin rohani itu penting?
2. Apa yang menyulitkan kamu untuk menerapkan satu dari daftar disiplin rohani di atas?
3. Apa yang dapat kamu ubah dalam hidupmu minggu ini agar kamu dapat melatih diri dalam satu disiplin tadi?

E. KESIMPULAN

Disiplin rohani bukanlah tujuan akhir dari semua usaha kita, pertumbuhan imanlah yang menjadi tujuan kita, seperti nasihat Rasul Paulus kepada Timotius, anak rohaninya, "Sebab, latihan jasmani terbatas gunanya, tetapi kesalehan berguna dalam segala hal karena mengandung janji untuk kehidupan sekarang dan juga kehidupan yang akan datang" (1 Timotius 4:8, Draft AYT). Jadi, hargailah waktu yang kita miliki untuk melatih kehidupan rohani kita sehingga kita dapat menjadi remaja Kristen yang kedewasaan imannya tampak dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber bacaan:
1. Baker, Tim. 2006. "Merenda Iman". Yogyakarta: ANDI Offset. Hlm. 33-37.
2. Tambunan, Fernando. 2010. "Disiplin". Dalam http://pemudaypdpa.blogspot.com/2010/07/disiplin.html
3. Lassa, Samuel. 2010. "Resolving Your Spirit". Dalam http://ikan.blog.com/2010/05/17/resolving-your-spirit/


STOP PRESS: PUBLIKASI E-PENULIS: REFERENSI BAGI PENULIS KRISTEN

Anda tertarik dengan dunia tulis-menulis? Anda memerlukan referensi berkualitas untuk mengembangkan kemampuan tulis-menulis Anda?

Bagi Anda penulis Kristen, Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > telah menyediakan Publikasi e-Penulis. Sejak tahun 2004, Publikasi e-Penulis < http://sabda.org/publikasi/e-penulis/ > telah melayani ribuan pelanggannya dengan bahan-bahan bermutu seputar pelayanan penulisan. Artikel tentang literatur Kristen maupun umum, kiat penulisan, kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, tokoh penulis, serta ulasan situs-situs kepenulisan bisa Anda dapatkan secara GRATIS dalam e-Penulis!

Tunggu apa lagi? Segeralah berlangganan publikasi e-Penulis secara GRATIS dengan mengirimkan email kosong ke: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > atau ke < penulis(at)sabda.org >

Kunjungi pula situs Pelitaku (Penulis Literatur Kristen dan Umum) di: < http://pelitaku.sabda.org/ >

Selamat menikmati pelayanan kami dan teruslah berkarya!


Kontak: binasiswa(at)sabda.org
Redaksi: Adiana, Bayu, dan Amidya
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-siswa(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binasiswa/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

Minggu, 01 Februari 2015

TRS: (e-SH) 02 Februari -- Lukas 9:28-36 - Demi murid-murid

----Pesan yang diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Min, 1 Feb 2015 08:10 Waktu Baku Pasifik
Judul: (e-SH) 02 Februari -- Lukas 9:28-36 - Demi murid-murid

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Senin, 2 Februari 2015
Ayat SH: Lukas 9:28-36

Judul: Demi murid-murid

Untuk siapakah peristiwa pemuliaan Tuhan Yesus ditujukan? Untuk Yesus
yang sudah jelas akan panggilan-Nya untuk menderita dan mati
sebelum bangkit kembali? Atau untuk para murid, yang dipanggil
untuk pikul salib?

Pengakuan Petrus yang mewakili para murid bahwa Tuhan Yesus ialah
Mesias, tidak serta merta berarti mereka mengerti misi Mesianik
Yesus yang harus menderita dan bahkan bahwa mereka pun harus siap
memikul salib. Justru di tengah ketidakmengertian itulah pemuliaan
Yesus menjadi peneguhan bagi mereka bahwa Dia memang Mesias yang
dijanjikan Allah sejak Perjanjian Lama.

Musa, pemberi hukum Taurat dan Elia, sang nabi mewakili dua bagian
utama dari Alkitab Perjanjian Lama (bdk. Luk. 24:44). Kehadiran
mereka bercakap-cakap dengan Tuhan Yesus mengenai misi-Nya ke
Yerusalem dalam penglihatan yang dilihat oleh Petrus, Yohanes, dan
Yakobus merupakan peneguhan bagi ketiganya atas apa yang Yesus
sudah beritahukan kepada mereka, bahwa Mesias memang harus ke
Yerusalem untuk mati di sana bagi keselamatan.

Mereka belum mengerti dengan benar bahwa tujuan penglihatan itu ialah
untuk menguatkan mereka. Petrus malah mengusulkan untuk membuat
kemah bagi ketiga tokoh utama itu (33). Kemah mengingatkan kita
akan hari raya pondok daun, saat umat Israel tinggal di kemah
untuk merayakan berkat Tuhan melalui keberhasilan panen (Ul.
16:13-15). Petrus merasa bahwa penglihatan itu begitu bagus,
sehingga kalau boleh berlama-lama menikmati suasana 'surgawi'
tersebut. Suara Allah, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah
Dia" (35) yang menyadarkan mereka bahwa penglihatan ini untuk
mengingatkan mereka agar taat kepada Tuhan Yesus.

Momen seperti pemuliaan Kristus penting dalam perjalanan pemuridan
kita. Saat langkah menjadi berat karena tantangan yang dihadapi,
maka merasakan persekutuan dan kehadiran Sang Ilahi menjadi
penguat asa dan semangat. Tentu, tidak boleh lama-lama apalagi
terlena. Masih ada tugas menanti.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/02/02/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Lukas+9:28-36
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Lukas+9:28-36

Lukas 9:28-36

28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus
membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung
untuk berdoa.
29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya
menjadi putih berkilau-kilauan.
30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang
tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika
mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan
kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus
berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat
ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau,
satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa
yang dikatakannya itu.
34 Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan
ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka.
35 Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: "Inilah
Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia."
36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.
Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka
tidak menceriterakan kepada siapapun apa yang telah mereka lihat
itu.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

TRS: (e-RH) Februari 01 -- KUALIFIKASI PELAYAN

----Pesan yang diteruskan----
Dari: owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Kepada: i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 31 Jan 2015 08:10 Waktu Baku Pasifik
Judul: (e-RH) Februari 01 -- KUALIFIKASI PELAYAN

e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 1 Februari 2015
Bacaan : Kisah Para Rasul 6:1-7
Setahun: Imamat 1-3
Nats: Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu,
yang terkenal baik dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami
mengangkat mereka untuk tugas itu. (Kisah Para Rasul 6:3)

Judul:

KUALIFIKASI PELAYAN

Sebagian orang beranggapan pelayanan tertentu lebih penting dari
yang lain. Pemimpin pujian, pendoa syafaat, dan pengkhotbah dianggap
sangat penting sehingga harus ada persiapan khusus sebelum melayani.
Sebaliknya, penerima tamu dan pengumpul persembahan terkesan kurang
penting, dapat dilakukan oleh siapa saja sekalipun tanpa persiapan
khusus. Benarkah demikian?



Jemaat mula-mula mengalami persoalan karena kurangnya tenaga
pelayan. Seiring dengan semakin banyaknya jumlah orang percaya,
timbul sungut-sungut di antara orang Yahudi berbahasa Yunani.
Pelayanan sosial sehari-hari terhadap janda-janda mereka terabaikan
(ay. 1). Lalu para rasul pun menangani pelayanan meja sehingga tugas
utama mereka untuk memberitakan firman dan berdoa terbengkalai (ay.
2, 4). Sadar akan hal itu, para rasul meminta agar jemaat memilih
tujuh orang pelayan tambahan untuk "melayani meja". Tugas mereka
'hanya' mendistribusikan makanan harian kepada jemaat yang kurang
mampu. Tugas yang ringan, mudah, dan dapat dikerjakan semua orang,
pikir beberapa orang.



Tetapi, tidak bagi para rasul. Mereka meminta orang "yang terkenal
baik, dan yang penuh Roh dan hikmat". Ya, para pelayan Tuhan adalah
mereka yang telah menunjukkan buah imannya dan sungguh-sungguh
mengenal Allah. Allah tidak mengistimewakan pelayanan yang satu dan
mengabaikan yang lain. Pelayanan sekecil apa pun tidak boleh kita
lakukan dengan asal-asalan karena kita melayani Allah yang
mahaagung, suci, dan sempurna, namun penuh kasih. --Hembang Tambun
/Renungan Harian

ALLAH YANG AGUNG DAN SEMPURNA TIDAK LAYAK MENDAPATKAN
PELAYANAN ASAL JADI DARI MEREKA YANG DISELAMATKAN-NYA.

e-RH Situs: http://renunganharian.net
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2015/02/01/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/renungan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Kisah+Para+Rasul+6:1-7

Kisah Para Rasul 6:1-7

1 Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah
sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani
terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda
mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
2 Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid
berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami
melalaikan Firman Allah untuk melayani meja.
3 Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu,
yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami
mengangkat mereka untuk tugas itu,
4 dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan
pelayanan Firman."
5 Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih
Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus,
Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, seorang
penganut agama Yahudi dari Antiokhia.
6 Mereka itu dihadapkan kepada rasul-rasul, lalu rasul-rasul
itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka.
7 Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin
bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan
percaya.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Imamat+1-3
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Imamat+1-3


e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Diberkati? Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan Yayasan Gloria.
Donasi: Rekening Bank BCA, No. 456 500 8880 a.n. YAY GLORIA