Selasa, 27 Januari 2015

TRS: (e-SH) 25 Januari -- Mazmur 4 - Mendukung pemimpin yang dipilih Tuhan

----Pesan yang diteruskan----
Dari: sh@sabda.org
Kepada: i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
Email Keluar: Sab, 24 Jan 2015 08:10 Waktu Baku Pasifik
Judul: (e-SH) 25 Januari -- Mazmur 4 - Mendukung pemimpin yang dipilih Tuhan

e-SH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Santapan Harian
Sarana untuk menggumuli makna Firman Tuhan bagi hidup
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Minggu, 25 Januari 2015
Ayat SH: Mazmur 4

Judul: Mendukung pemimpin yang dipilih Tuhan

Contoh seorang pemimpin yang tegas dan tidak takut penolakan dari
siapapun musuhnya ialah Ahok, gubernur DKI Jakarta yang sekarang
ini. Berulang kali ia menyatakan bahwa sepanjang ia melaksanakan
tugas sesuai dengan konstitusi, ia tidak takut dan bahkan ia
bergeming dari penolakan segelintir orang yang dengki.

Pemazmur, juga seperti itu. Walau banyak musuh di sekeliling yang
mencoba menggoyangnya, dia tidak goyah. Ia tahu bahwa Tuhan yang
sudah memilihnya, Tuhan pula yang akan membelanya (2, 4). Oleh
karena itu, ia berani menegur semua musuhnya untuk berhati-hati
agar jangan sampai amarah mereka menghasilkan dosa di mata Tuhan
(5). Memang, semua orang yang memusuhi pemimpin yang dipilih Tuhan
sama saja memusuhi Tuhan. Pemazmur pun mengingatkan para musuhnya,
agar cepat-cepat bertobat, dengan mempersembahkan kurban kepada
Tuhan (6).

Siapakah 'kita' dan 'kami' di ayat 7? Kalau menunjuk kepada para musuh
pemazmur, berarti ini merupakan upaya mereka membenarkan diri saat
menyerang pemimpin pilihan Tuhan. Pemazmur menjawab mereka dengan
meyakinkan imannya kepada Tuhannya (8-9). Sebaliknya mungkin lebih
tepat 'kita' dan 'kami' di sini justru menunjuk kepada si pemimpin
dan para pengikutnya yang setia kepadanya. Berarti, di sini si
pemimpin memohon Tuhan membelanya. Sedangkan ayat 8-9 merupakan
keyakinan pemazmur lebih lanjut bahwa Tuhan pasti membelanya.

Kita tidak boleh membabibuta membela pemimpin kita, benar atau salah.
Justru kita dipanggil untuk berani membela kebenaran. Pemimpin
yang benar, pastilah pilihan Tuhan. Mari dukung dia dengan sepenuh
hati. Dukung dia dengan ikut membangun bersamanya, sesuai dengan
tugas dan panggilannya. Tuhan pasti juga membela kita.

e-SH versi web: http://www.sabda.org/publikasi/sh/2015/01/25/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+4
Mobile: http://alkitab.mobi/tb/passage/Mazmur+4

Mazmur 4

1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Mazmur Daud. (4-2)
Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku.
Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah
aku dan dengarkanlah doaku!
2 (4-3) Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai,
berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari
kebohongan? Sela
3 (4-4) Ketahuilah, bahwa TUHAN telah memilih bagi-Nya seorang yang
dikasihi-Nya; TUHAN mendengarkan, apabila aku berseru kepada-Nya.
4 (4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa;
berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah
diam. Sela
5 (4-6) Persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada
TUHAN.
6 (4-7) Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang
baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya
TUHAN!
7 (4-8) Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari
pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.
8 (4-9) Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera
tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam
dengan aman.


e-SH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Diterbitkan dan Hak Cipta(c) oleh Persekutuan Pembaca Alkitab
e-SH Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
(e-SH) owner-i-kan-akar-Santapan-Harian@hub.xc.org
---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar